Kelompok Lansia Berseri tengah menganyam rotan (menjawet) di rumah salah satu warga Desa Jabiren, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Sabtu (21/10). Mereka rutin menjawe ...
Load More
Kelompok Lansia Berseri tengah menganyam rotan (menjawet) di rumah salah satu warga Desa Jabiren, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Sabtu (21/10). Mereka rutin menjawet setiap minggu selama dua jam, mulai pukul 15.00 hingga 17.00.
Produk anyaman para Lansia itu berupa tas, dompet, dan aksesoris rumah. Menurut Idang (63), salah satu warga lansia yang menjawet, harga satu buah tas yang sudah dijahit harganya bisa mencapai 450 ribu rupiah. Produk anyaman rotan umumnya dijual di setiap pameran atau dijual ke Kabupaten Seruyan.
"Pemasaran hasil anyaman rotan masih sulit karena harga yang mahal," ujarnya.
Mahalnya produk anyaman rotan tersebut membuat masyarakat Desa Jabiren tidak mampu membeli.
Produk desa ini masih belum bisa dinikmati masyarakat penghasil rotan. Masyarakat berharap agar anyaman rotan dapat merakyat kembali dan berdaya di tempat asalnya.
Hal senada juga dikeluhkan oleh Nani (67), pengrajin rotan lainnya. Menurutnya, para pengrajin juga tidak sanggup membeli tas hasil anyaman.
"Kami yang menganyam pun tidak punya tas dan dompet hasil anyaman rotan," tambahnya.