Desa Sei Baru Tewu Laksanakan FGD untuk Tentukan Prioritas Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut
Tiga belas orang perwakilan masyarakat Desa Sei Baru Tewu melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas prioritas pembangunan infrastruktur pembasahan gambut, Rabu (12/9). Kegiatan tersebut dilakukan di Gedung Posyandu Desa Sei Baru Tewu. Acara dipandu Fasilitator Desa Peduli Gambut setempat.
Vera Agustina (28), Fasilitator Desa Sei Baru Tewu, menjelaskan tujuan FGD untuk menentukan jumlah keperluan sumur bor dan sekat kanal di wilayah desa yang rawan kebakaran. Selain itu, warga menentukan titik-titik lokasi pembangunan infrastruktur secara detil.
Menurut Bapak Hanapi, Sekretaris MPA Sei Baru Tewu, ada sejumlah wilayah di desanya yang memerlukan sumur bor. Tanpa sumur bor, warga sulit memadamkan api saat terjadi kebakaran.
"Daerah yang paling perlu sumur bor adalah Handel Matih dan Jangahen. Area itu sempat terbakar pada 2015. Saat musim kemarau, kedua handel tersebut mengalami kekeringan," ujarnya.
Dari kegiatan FGD tersebut diperoleh kesepakatan lokasi prioritas pembangunan sumur bor sebanyak 50 titik di Handel Matih dan Jangahen. Selain itu, Desa Sei Baru Tewu perlu membangun sekat kanal di 21 titik di wilayah Sei Barania dan Sei Tewu.
Hal itu dikuatkan oleh Nordiansyah, Kepala Desa Sei Baru Tewu.
"Di empat lokasi tersebut memang perlu segera dibangun infrastruktur pembasahan gambut karena sampai saat ini belum ada sumur bor dan sekat kanal di daerah tersebut sedangkan saat musim kemarau sangat rawan terbakar" imbuhnya.
Dengan kegiatan FGD tersebut diharapkan masyarakat mampu menjadi subjek pembangunan, bukan hanya sebatas objek. Dengan begitu tidak ada lagi pembangunan yang tidak tepat sasaran dan malah memberikan dampak negatif bagi masyarakat sekitarnya.