Ibu Jenta (49) merupakan salah satu petani yang memanfaatkan lahan kebun karet dan kebun campuran dengan melakukan pola pengolahan lahan tanpa bakar di Desa Pilang, Kec. Jabiren Raya, Kab. Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Sejak 2014 ia bertanam sayur-sayuran dengan memanfaatkan sela-sela tanaman karet seluas 2 hektar untuk membuat bedengan atau jalur tanam untuk tanaman Singkong, Kacang, Cabe, Tomat, Pare, Timun dan Terong Ungu dilakukan secara terus menerus.
Kondisi tanah yang tidak rata dicangkul dan diratakan, bagian yang cekung diisi dengan cangkulan tanah yang menggunduk dan bekas tebasan rumput dan gulma.
Berbagi peran bersama suami Bp. Mukhlas (62) dalam melakukan pengelolaan lahan, sudah memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga dan untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga dari hasil usaha pertanian yang dilakukan.
Dalam kehidupan sehari-hari, Ibu Jenta aktif sebagai Ketua Kelompok Yasinan Ibu-ibu dan Ketua Kelompok Pengrajin anyaman Bakal Kerajinan Rotan, Pengurus Kelompok Sadar Wisata dan anggota kelompok Tani.
Dalam beberapa kali pertemuan, Ibu Jenta selalu mengajak anggota-anggota kelompok untuk memanfaatkan lahan pekarangan untuk melakukan aktifitas yang bisa memberikan tambahan penghasilan atau sekedar memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti membagikan bibit tanaman kacang, pare atau terong dan cabe.
Ia juga mengajarkan bagaimana mempersiapkan lubang tanam dengan memberikan pupuk kandang dan bagaimana melakukan penanaman sayur sayuran tersebut.
Dengan mengkiuti berbagai kegiatan di Desa, Ibu Jenta juga menjadi penyalur aspirasi masyarakat , kelompok perempuan dan petani petani di Desa Pilang dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan di Desa.
Pada saat terjadi kebakaran tahun 2015, beberapa bagian lahan kebun Ibu Jenta juga mengalami kebakaran. Pemadaman yang diupayakan hanya untuk memberikan batas agar api tidak meluas membakar sisa kebunnya.
Kerugian yang terjadi akbat kebakaran ini sangatlah besar bagi Ibu Jenta, karena sebagian tanaman karet yang berusia 1-2 tahun dan beberapa tanaman buah habis terbakar.
Dari kondisi kebakaran ini, ibu Jenta selalu menghimbau kepada petani petani terutama anggota kelompok Yasinan dan Kelompok Pengrajin pada saat melakukan aktifitas di lahan untuk tidak menggunakan api agar tidak terjadi kebakaran lagi seperti sebelumnya.
Disamping sebagai Petani Karet dan Sayur-sayuran, Ibu Jenta juga aktif sebagai Pengrajin Bakal Kerajinana Anyaman Rotan dan Pemngolah Atap dari daun Rumbia, yang semua bahan bakunya berasal dari kebun campuran yang dikelola.