Dulunya Hutan Gambut, Kini 5 Hektare Tanam Keladi
Kawasan Hutan Matang Tangkit sejak tahun 1970 s/d 1980 telah diusahakan oleh perusahaan PT. Raja Rimba untuk pemanfaatan hasil hutan berupa kayu.Setelah kegiatan perusahaan PT. Raja Rimba, diareal hut ...
Load More
Kawasan Hutan Matang Tangkit sejak tahun 1970 s/d 1980 telah diusahakan oleh perusahaan PT. Raja Rimba untuk pemanfaatan hasil hutan berupa kayu.
Setelah kegiatan perusahaan PT. Raja Rimba, diareal hutan tersebut, masuk perusahaan HTI PT. Bumi Mekar Hijau, akan tetapi keberadaan perusahaan tersebut di tolak oleh warga Desa Sarang Burung Kolam.
Areal Hutan gambut "Matang Tangkit" dengan luasan 600 Ha, pada bulan Agustus 2018 areal hutan gambut matang tangkit terbakar dikarena musim kemarau yang panjang dan pembersihan lahan untuk perkebunan kelapa.
Saat ini kawasan gambut yang terbakar dimanfaatkan dan dikelola oleh Kelompok Tani Sinar Timur yang beranggotakan 28 orang dan ditanami 80.000 bibit keladi (Keladi Hitam, Keladi Pulut dan Keladi Serawak) dengan luas lahan 5 Ha. Tanaman keladi yang diusahakan oleh kelompok masyarakat berasal dari bantuan program Kediputian II BRG.
Saat ditemui di kebun pada hari Sabtu, 26/1/2019. Pak Madna (50), Sekretaris Kelompok Tani Sinar Timur, menceritakan kenapa tanaman keladi menjadi pilihan, menurut Pak Madnan keladi memiliki prospek dan peluang pasar yang sangat bagus, di tingkat Desa Sarang Burung Kolam harga keladi saat ini berkisar Rp.10.000/Kg, sementara harga dipasar Kabupaten Sambas bisa mencapai 15.000/Kg.
Selain itu, menurut Pak Madna, dengan adanya tanaman keladi, kita juga bisa menjaga kawasan gambut dari kebakaran. Banjar Baru, Kalimantan Selatan (Selasa, 12/3/2019)
Untuk mendownload aplikasinya bisa ke
Play Store