
PLTB SWADAYA SEBANGAU MULYA SIAP PANEN PERDANA
Demplot pengolahan lahan tanpa bakar berbasis keswadayaan dan kearifan lokal yang dibuat oleh pemerintahan desa Sebagau Mulya mulai membuahkan hasil,senin ( 25/2/2019) pemerintahan desa a ... Load More
Demplot pengolahan lahan tanpa bakar berbasis keswadayaan dan kearifan lokal yang dibuat oleh pemerintahan desa Sebagau Mulya mulai membuahkan hasil,senin ( 25/2/2019) pemerintahan desa akan merencanakan panen perdana pada demplot PLTB seluas 13 hektar di desa Sebangau Mulya Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah.
Rencana panen perdana tersebut,pemerintahan desa Sebangau Mulya akan mengundang Camat Sebangau Kuala,pihak WWF,pihak Taman Nasional Sebangau Kuala,Kepala BP3K,serta koordinator provinsi BRG kemitraan untuk wilayah KALTENG-KALSEL beserta seluruh Fasdes DPG Kecamatan Sebangau Kuala bersama semua anggota kelompok tani di desa Sebangau Mulya.Adapun demplot PLTB ini dipelopori dan diprakarsai oleh pemerintahan desa Sebangau Mulya dengan menggunakan Dana Desa 2017 dan 2018 ( DDS ) sebesar Rp 200.000.000 dan sebagai nahkodanya adalah kepala desa atas nama Hariwung,Sh."Budidaya padi ini betul-betul menggunakan metode tanpa bakar,tidak ada kegiatan membakar sama sekali dalam pembukaan maupun pengolahan lahan seluas 13 hektar",ujar Hariwung kepala desa Sebangau Mulya.Disamping itu mulai dari kegiatan membuka,dan mengelola lahan ini menggunakan sistem swakelola artinya semua pekerjaan dilakukan oleh para petani dengan didampingi oleh tenaga teknis penyuluh pertanian atas nama Erlangga,Sp.
Menurut kepala desa yang mempelopori pembuatan demplot tanaman padi,Hariwung demplot ini dikembangkan dengan menggunakan tanpa bakar yaitu dengan cara membuka lahan seluas 13 hektar menggunakan peralatan secara manual seperti parang,dan kampak.Pohon-pohon galam ditebang hingga sampai pangkal baru kemudian sisa tunggul dicongkel dengan menggunakan linggis satu persatu,dalam pembukaan lahan pemerintahan desa Sebangau Mulya tidak menggunakan bantuan alat berat "mahal biaya sewanya mas lebih baik biaya sewa alat beratnya digunakan untuk biaya upah ke masyarakat itu jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat desa kami dan masyarakat juga dapat lebih merasa memiliki"ujar Hariwung saat ditanya kenapa tidak menggunakan alat berat dalam membuka lahan demplot PLTBnya.Selanjutnya batang-batang pohon dan tunggul galam disisihkan dipinggiran lahan,sedangkan untuk membersihkan semak-semak juga menggunakan cara manual yang sering kali digunakan masyarakat Sebangau Mulya dalam membuka lahan yaitu dengan cara menebas semak-semak menggunakan parang,mandau dan sabit.Setelah di tebas rumput-rumput tersebut dikumpulkan dipinggiran lahan dan dibiarkan membusuk secara sempurna.Selanjutnya lahan yang sudah ditebas semak-semaknya lalu disemprot menggunakan herbisida,penyemprotan ini dilakukan memiliki tujuan guna menekan pertumbuhan gulma pada lahan.Lalu lahan dicangkul,butuh 74 orang petani untuk mencangkul lahan seluas 13 hektar,yang menarik dari 74 orang tersebut ada keterlibatan peran ibu-ibu sebanyak 25 orang " penerapan kesetaraan gender dan peningkatan emansipasi wanita petani,biar ibu-ibu gak cuman dicangkuli terus sama bapaknya dirumah,ibu-ibu juga harus kuat dan bisa mencangkul " kelakar Hariwung.Kemudian lahan ditaburi dengan kapur,menurut Hariwung membutuhkan sebanyak 5 ton kapur untuk ditebar pada lahan seluas 13 hektar.Sekitar 1 minggu kemudian baru benih padi ditanam pada lahan dengan cara manual juga yaitu dilakukan dengan " menggejik " istilah yang populer dikalangan masyarakat Sebangau Mulya.Menggejik merupakan kegiatan melubangi tanah dengan sebuah kayu untuk menjadi media tumbuh padi,lubang media memiliki lebar sekitar berdiameter 10 cm.Butuh 200 kg benih padi untuk ditanam dilahan demplot PLTB seluas 13 hektar.Sebelum ditanam benih padi direndam dengan air yang dicampuri cairan anti hama semut dan tikus hal ini bertujuan agar benih dapat terhindar dari hama semut dan tikus saat penanaman dilakukan.sekitar 10 hari benih padi sudah mulai tumbuh dan sudah setinggi kisaran 15 cm dari permukaan tanah.Setelah tumbuh baru kemudian melakukan serangkaian kegiatan pemupukan.Menurut Erlangga,Sp sang petugas penyuluh pertanian yang didapuk secara khusus oleh pemerintahan desa Sebangau Mulya sebagai penanggung jawab teknis dalam pengelolaan tanam padi di demplot desa Sebangau Mulya,bahwa dalam pemupukan harus memenuhi prinsip "3 tepat " yaitu :
1.) Tepat dosis artinya takaran pupuk. harus sesuai dengan tingkat pertumbuhan tanaman.
2.) Tepat aplikasi artinya saat pemberian pupuk harus sesuai dengan petunjuk pengaplikasianya.
3.) Tepat waktu artinya pemberian. pupuk harus tepat pada waktunya atau masanya.
Jika dalam proses pemberian pupuk telah memenuhi prinsip tersebut maka pupuk dapat bekerja secara efisien dan efektif.Masa pemupukan padi dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
1.) Tahap pemupukan dasar,pemupukan dasar dilakukan pada saat pengolahan lahan dan sebelum tanaman ditanam.
2.) Tahap stimulasi pertumbuhan. tanaman,pemupukan pada. tahap ini diberikan saat benih. sudah mulai tumbuh.
3.) Tahap masa padi saat bunting,pada tahap ini pupuk diberikan saat padi dalam masa bunting.
Ujar Erlangga ketika melakukan bimbingan teknis pada petani saat menggarap lahan.Varietas padi yang ditanam pada demplot PLTB seluas 13 hektar adalah NI dan BROMO,kedua jenis varietas tersebut termasuk kedalam varietas INPAGO ( Introduksi padi gogo ).Padi dengan varietas NI dan BROMO memiliki masa usia 95 hari sudah dapat dipanen.Lahan pertanian di Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah semuanya menggunakan varietas padi INPAGO,hal ini dikarenakan di Kecamatan Sebangau Kuala DAS tidak daapt dijadikan sebagai sumber pengairan/irigasi pertanian hal ini sebabkan oleh kandungan asamnya sangat tinggi sehingga Ph airnya sangat rendah yaitu antara 1-3 dan kondisi tersebut tidak bisa digunakan sebagai sumber pengairan lahan pertanian.Jadi metode bertani masyarakat Sebangau Sebangau Mulya kebutuhan pengairannya mengandalkan air hujan ( sistem tadah hujan ).Pembukaan dan pengolahan lahan dilakukan pada musim kemarau sedangkan penanaman padi dilakukan pada saat musim penghujan tiba.
Hariwung menambahkan,mengembangkan pertanian dengan metode tanpa bakar ( PLTB ) itu punya banyak tantangan tersendiri.Apalagi ditengah-tengah kalangan para petani yang masih dengan setia menggunakan cara membakar."Sejak awal saya menggagas ide pembuatan demplot pertanian tanpa bakar sudah dicemooh oleh para petani penganut sistem membakar.Padi demplot PLTB tidak akan bisa tumbuh dan bakal bangkrut karena menghabiskan banyak biaya.Sampai akhirnya saya bisa membuktikan bahwa demplot PLTB seluas 13 hektar setelah dihitung dengan ubinan hasil panen ditaksir dapat mencapai 8 ton.Dengan jujur Hariwung mengakui bahwa pengelolahan lahan tanpa bakar ( PLTB ) diawal memang membutuhkan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan metode bakar,namun itu hanya ditahun pertama,ditahun selanjutnya kita sudah bisa memangkas biaya sebanyak 50% yaitu biaya pembukaan dan pemupukan lahan dan tidak perlu berpindah-pindah kalau tanam padi karena lahan sudah bersih dari tunggul dan lagi pula kapur serta pupuk yang ditabur pada lahan saat penanaman tahun pertama masih dapat menyuburkan tanah.Selanjutnya kita juga bisa memangkas biaya pembelian benih padinya karena kita sudah punya benih sendiri dari hasil panen tahun pertama.Sudah gak jaman bertani pindah-pindah lokasi lahan tanam ( Nomaden ) kita sudah berada dijaman yang maju bukan lagi berada di jaman batu yang masih harus berpindah-pindah dalam bercocok tanam " ujar Hariwung dengan maksud membalas cemoohan para petani penganut aliran membakar.Hariwung menambahkan lagi keterangan,bahwa sudah ada 3 orang petani desa Sebangau Mulya yang sudah menduplikasi metode PLTB yaitu atas nama Suparmin,Karman,dan Kusno luasan yang dibuka oleh para petani tersebut mencapai 6 hektar dengan perkiraan hasil dapat mencapai 5 ton yang mana juga akan dipanen setelah panen perdana demplot PLTB.
Hariwung berharap kepada para dinas-dinas terkait dan lembaga-lembaga yang expert dibidang pengelolaan dengan konsep kelestarian alam agar tidak tutup mata terhadap upaya edukasi perubahan perilaku para petani di desa Sebangau Mulya menuju pengelolaan lahan ramah lingkungan yang digagasnya.Saya bukan "superman" yang dapat melakukan semuanya secara sendiri,saya butuh dukungan agar upaya mewujudkan Sebangau Mulya dan Kecamatan Sebangau Kauala menuju "zero carbon" dari asap hasil pembakaran lahan dan hutan ucapnya.Langkah selanjutnya Hariwung akan membuat terobosan baru dilokasi yang sama membuat sebuah demplot kembali yaitu padi organik tumpang sari dengan tanaman hortikultura.Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak ,Taman Nasiaonal Sebangau Kuala,WWF,serta fasdes DPG BRG Kemitraan Deputi 3 yang senantiasa memberikan nafas semangat disaat-saat saya mengalami masa sulit dalam menghadapi penolakan dan cemoohan dari para petani warga saya sendiri.Ucapan terimakasih secara khusus saya sampaikan kepada Fasdes DPG BRG Kemitraan Deputi 3 yang telah tanpa lelah berjuang bersama kami dalam mensosialisasikan kepada seluruh kelompok tani warga saya secara masif agar berbah perilakunya untuk tidak melakukan pembakaran lagi saat bertani." Ini adalah kenangan awal kita bersama dan tetep semangat " ujar Hariwung di sela-sela akhir wawancara eksklusif di kediamannya.
Rencana panen perdana tersebut,pemerintahan desa Sebangau Mulya akan mengundang Camat Sebangau Kuala,pihak WWF,pihak Taman Nasional Sebangau Kuala,Kepala BP3K,serta koordinator provinsi BRG kemitraan untuk wilayah KALTENG-KALSEL beserta seluruh Fasdes DPG Kecamatan Sebangau Kuala bersama semua anggota kelompok tani di desa Sebangau Mulya.Adapun demplot PLTB ini dipelopori dan diprakarsai oleh pemerintahan desa Sebangau Mulya dengan menggunakan Dana Desa 2017 dan 2018 ( DDS ) sebesar Rp 200.000.000 dan sebagai nahkodanya adalah kepala desa atas nama Hariwung,Sh."Budidaya padi ini betul-betul menggunakan metode tanpa bakar,tidak ada kegiatan membakar sama sekali dalam pembukaan maupun pengolahan lahan seluas 13 hektar",ujar Hariwung kepala desa Sebangau Mulya.Disamping itu mulai dari kegiatan membuka,dan mengelola lahan ini menggunakan sistem swakelola artinya semua pekerjaan dilakukan oleh para petani dengan didampingi oleh tenaga teknis penyuluh pertanian atas nama Erlangga,Sp.
Menurut kepala desa yang mempelopori pembuatan demplot tanaman padi,Hariwung demplot ini dikembangkan dengan menggunakan tanpa bakar yaitu dengan cara membuka lahan seluas 13 hektar menggunakan peralatan secara manual seperti parang,dan kampak.Pohon-pohon galam ditebang hingga sampai pangkal baru kemudian sisa tunggul dicongkel dengan menggunakan linggis satu persatu,dalam pembukaan lahan pemerintahan desa Sebangau Mulya tidak menggunakan bantuan alat berat "mahal biaya sewanya mas lebih baik biaya sewa alat beratnya digunakan untuk biaya upah ke masyarakat itu jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat desa kami dan masyarakat juga dapat lebih merasa memiliki"ujar Hariwung saat ditanya kenapa tidak menggunakan alat berat dalam membuka lahan demplot PLTBnya.Selanjutnya batang-batang pohon dan tunggul galam disisihkan dipinggiran lahan,sedangkan untuk membersihkan semak-semak juga menggunakan cara manual yang sering kali digunakan masyarakat Sebangau Mulya dalam membuka lahan yaitu dengan cara menebas semak-semak menggunakan parang,mandau dan sabit.Setelah di tebas rumput-rumput tersebut dikumpulkan dipinggiran lahan dan dibiarkan membusuk secara sempurna.Selanjutnya lahan yang sudah ditebas semak-semaknya lalu disemprot menggunakan herbisida,penyemprotan ini dilakukan memiliki tujuan guna menekan pertumbuhan gulma pada lahan.Lalu lahan dicangkul,butuh 74 orang petani untuk mencangkul lahan seluas 13 hektar,yang menarik dari 74 orang tersebut ada keterlibatan peran ibu-ibu sebanyak 25 orang " penerapan kesetaraan gender dan peningkatan emansipasi wanita petani,biar ibu-ibu gak cuman dicangkuli terus sama bapaknya dirumah,ibu-ibu juga harus kuat dan bisa mencangkul " kelakar Hariwung.Kemudian lahan ditaburi dengan kapur,menurut Hariwung membutuhkan sebanyak 5 ton kapur untuk ditebar pada lahan seluas 13 hektar.Sekitar 1 minggu kemudian baru benih padi ditanam pada lahan dengan cara manual juga yaitu dilakukan dengan " menggejik " istilah yang populer dikalangan masyarakat Sebangau Mulya.Menggejik merupakan kegiatan melubangi tanah dengan sebuah kayu untuk menjadi media tumbuh padi,lubang media memiliki lebar sekitar berdiameter 10 cm.Butuh 200 kg benih padi untuk ditanam dilahan demplot PLTB seluas 13 hektar.Sebelum ditanam benih padi direndam dengan air yang dicampuri cairan anti hama semut dan tikus hal ini bertujuan agar benih dapat terhindar dari hama semut dan tikus saat penanaman dilakukan.sekitar 10 hari benih padi sudah mulai tumbuh dan sudah setinggi kisaran 15 cm dari permukaan tanah.Setelah tumbuh baru kemudian melakukan serangkaian kegiatan pemupukan.Menurut Erlangga,Sp sang petugas penyuluh pertanian yang didapuk secara khusus oleh pemerintahan desa Sebangau Mulya sebagai penanggung jawab teknis dalam pengelolaan tanam padi di demplot desa Sebangau Mulya,bahwa dalam pemupukan harus memenuhi prinsip "3 tepat " yaitu :
1.) Tepat dosis artinya takaran pupuk. harus sesuai dengan tingkat pertumbuhan tanaman.
2.) Tepat aplikasi artinya saat pemberian pupuk harus sesuai dengan petunjuk pengaplikasianya.
3.) Tepat waktu artinya pemberian. pupuk harus tepat pada waktunya atau masanya.
Jika dalam proses pemberian pupuk telah memenuhi prinsip tersebut maka pupuk dapat bekerja secara efisien dan efektif.Masa pemupukan padi dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
1.) Tahap pemupukan dasar,pemupukan dasar dilakukan pada saat pengolahan lahan dan sebelum tanaman ditanam.
2.) Tahap stimulasi pertumbuhan. tanaman,pemupukan pada. tahap ini diberikan saat benih. sudah mulai tumbuh.
3.) Tahap masa padi saat bunting,pada tahap ini pupuk diberikan saat padi dalam masa bunting.
Ujar Erlangga ketika melakukan bimbingan teknis pada petani saat menggarap lahan.Varietas padi yang ditanam pada demplot PLTB seluas 13 hektar adalah NI dan BROMO,kedua jenis varietas tersebut termasuk kedalam varietas INPAGO ( Introduksi padi gogo ).Padi dengan varietas NI dan BROMO memiliki masa usia 95 hari sudah dapat dipanen.Lahan pertanian di Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah semuanya menggunakan varietas padi INPAGO,hal ini dikarenakan di Kecamatan Sebangau Kuala DAS tidak daapt dijadikan sebagai sumber pengairan/irigasi pertanian hal ini sebabkan oleh kandungan asamnya sangat tinggi sehingga Ph airnya sangat rendah yaitu antara 1-3 dan kondisi tersebut tidak bisa digunakan sebagai sumber pengairan lahan pertanian.Jadi metode bertani masyarakat Sebangau Sebangau Mulya kebutuhan pengairannya mengandalkan air hujan ( sistem tadah hujan ).Pembukaan dan pengolahan lahan dilakukan pada musim kemarau sedangkan penanaman padi dilakukan pada saat musim penghujan tiba.
Hariwung menambahkan,mengembangkan pertanian dengan metode tanpa bakar ( PLTB ) itu punya banyak tantangan tersendiri.Apalagi ditengah-tengah kalangan para petani yang masih dengan setia menggunakan cara membakar."Sejak awal saya menggagas ide pembuatan demplot pertanian tanpa bakar sudah dicemooh oleh para petani penganut sistem membakar.Padi demplot PLTB tidak akan bisa tumbuh dan bakal bangkrut karena menghabiskan banyak biaya.Sampai akhirnya saya bisa membuktikan bahwa demplot PLTB seluas 13 hektar setelah dihitung dengan ubinan hasil panen ditaksir dapat mencapai 8 ton.Dengan jujur Hariwung mengakui bahwa pengelolahan lahan tanpa bakar ( PLTB ) diawal memang membutuhkan biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan metode bakar,namun itu hanya ditahun pertama,ditahun selanjutnya kita sudah bisa memangkas biaya sebanyak 50% yaitu biaya pembukaan dan pemupukan lahan dan tidak perlu berpindah-pindah kalau tanam padi karena lahan sudah bersih dari tunggul dan lagi pula kapur serta pupuk yang ditabur pada lahan saat penanaman tahun pertama masih dapat menyuburkan tanah.Selanjutnya kita juga bisa memangkas biaya pembelian benih padinya karena kita sudah punya benih sendiri dari hasil panen tahun pertama.Sudah gak jaman bertani pindah-pindah lokasi lahan tanam ( Nomaden ) kita sudah berada dijaman yang maju bukan lagi berada di jaman batu yang masih harus berpindah-pindah dalam bercocok tanam " ujar Hariwung dengan maksud membalas cemoohan para petani penganut aliran membakar.Hariwung menambahkan lagi keterangan,bahwa sudah ada 3 orang petani desa Sebangau Mulya yang sudah menduplikasi metode PLTB yaitu atas nama Suparmin,Karman,dan Kusno luasan yang dibuka oleh para petani tersebut mencapai 6 hektar dengan perkiraan hasil dapat mencapai 5 ton yang mana juga akan dipanen setelah panen perdana demplot PLTB.
Hariwung berharap kepada para dinas-dinas terkait dan lembaga-lembaga yang expert dibidang pengelolaan dengan konsep kelestarian alam agar tidak tutup mata terhadap upaya edukasi perubahan perilaku para petani di desa Sebangau Mulya menuju pengelolaan lahan ramah lingkungan yang digagasnya.Saya bukan "superman" yang dapat melakukan semuanya secara sendiri,saya butuh dukungan agar upaya mewujudkan Sebangau Mulya dan Kecamatan Sebangau Kauala menuju "zero carbon" dari asap hasil pembakaran lahan dan hutan ucapnya.Langkah selanjutnya Hariwung akan membuat terobosan baru dilokasi yang sama membuat sebuah demplot kembali yaitu padi organik tumpang sari dengan tanaman hortikultura.Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak ,Taman Nasiaonal Sebangau Kuala,WWF,serta fasdes DPG BRG Kemitraan Deputi 3 yang senantiasa memberikan nafas semangat disaat-saat saya mengalami masa sulit dalam menghadapi penolakan dan cemoohan dari para petani warga saya sendiri.Ucapan terimakasih secara khusus saya sampaikan kepada Fasdes DPG BRG Kemitraan Deputi 3 yang telah tanpa lelah berjuang bersama kami dalam mensosialisasikan kepada seluruh kelompok tani warga saya secara masif agar berbah perilakunya untuk tidak melakukan pembakaran lagi saat bertani." Ini adalah kenangan awal kita bersama dan tetep semangat " ujar Hariwung di sela-sela akhir wawancara eksklusif di kediamannya.
Untuk mendownload aplikasinya bisa ke Play Store