Bicara soal Indonesia hampir tak mungkin kita meninggalkan topik budaya dan adat yang ada di negara kita. Mulai dari Sabang sampai Merauke, masing-masing punya budaya dan adat yang unik dan tiada duanya. Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah yang memiliki aneka ragam tradisi yang berasal dari budaya Suku Dayak, salah satunya adalah kegiatan adat yang dilakukan secara turun temurun yaitu manugal.
Selasa, 27 November 2018 tepat pukul 14.00 WIB saya mengunjungi Desa Simpur Kecamatan Jabiren Raya , Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah, untuk sekedar menyapa para petani desa untuk mengetahui keberlanjutan proses PLTB. Senawati selaku sekertaris desa menjelaskan hampir 70% petani-petani desa simpur sudah melangsungkan penanaman padi di lokasi lahan yang sudah disiapkan sebelumnya.
Kegiatan penanaman padi ini mereka sebut sebagai manugal yang merupakan sebuah proses penanaman padi ala adat dayak, Seperti halnya dalam proses bertani laki-laki menugal (melubangkan lahan untuk benih) dan perempuan memasukkan benih padi ke lubang tugal dengan jarak tanam 20cm x 20cm, dimana setiap lubang diisi 5-7 benih.
Wilhanes selaku tokoh masyarakat yang baru saja selesai melakukan kegiatan manugal menambahkan dalam proses membuat lubang, lubang tugal tidak ditutup, kami biarkan saja terbuka, nanti lama kelamaan lubang itu akan tertutup oleh tanah dengan sendirinya akibat aliran air hujan". ujarnya
Selain bertukar cerita dengan ibu senawati dan pak wilhanes, saya melanjutkan berbincang dengan tokoh masyarakat yang mengambil upah dari kegiatan manugal ini yaitu ibu Mani, beliau menjelaskan bahwa selain melakukan manugal sendiri, petani petani yang memiliki uang berlebih sering meminta beliau untuk nugal (membuat lubang tanam padi) untuk pemberian upah setiap orang bisa berkisar antara Rp. 30.000,00 sampai dengan Rp 50.000,00. Lima puluh ribu rupiah diberikan jika para pekerja Nugal bukan keluarga, kalau keluarga ya paling antara dua puluh sampai tiga puluh ribu rupiah ujar beliau menjelaskan sambil memberi contoh nugal.
Seperti kata pepatah di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Di manapun kita berada, kita harus bisa menyesuaikan diri dengan aturan-aturan adat di lingkungan kita berada. Kegiatan manugal ini menjadi awal penyesuaian pengetahuan baru bagi saya, walaupun tidak melihat langsung proses manugal karna saat itu para petani sedang beristirahat dan bahkan ada yang bersiap untuk kembali pulang namun nuansa kebersamaan, dan semangat gotong royong masyarkat petani desa simpur sangat begitu terasa.
Ini lah pengalaman saya tetang budaya Manugal, mungkin bagi orang yang sudah terbiasa melakukan dan melihatnya hal ini biasa-biasa saja, namun jika kita mau merenungkannya, banyak hal yang bisa kita pelajari dan kita ambil pelajaran disetiap tradisi budaya dilingkungan sekitar kita.