Riang dan gembira terpancar dari wajah para siswa SDN 38 Kubu Raya. Mereka antusias mengikuti pengenalan alat peraga Edukasi Gambut.
Edukasi Gambut merupakan proses pembelajaran dan pengetahun bagi anak usia dini untuk mengenal ekosistem gambut. Mereka mempelajari hal-hal yang terkait dengan gambut, seperti manfaat gambut dan dampak kebakaran di lahan gambut.
BRG mengupayakan restorasi melalui pendekatan 3R, yaitu Rewetting, Revegetation, dan Revitalization. Edukasi Gambut menjadi salah satu kegiatan pada fase revitalisasi untuk pengenalan ekosistem gambut pada anak-anak.
Pelatihan Edukasi Gambut berlangsung di Desa Pelita Jaya, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (20/10). Acara ini melibatkan Fasilitator Desa Pelita Jaya, Guru SD 38 (Tumijan dan Katiah), Kader Desa Gambut, dan dihadiri juga Fasdes Makalang Jambu (Mursin).
Kegiatan dilakukan mulai dari jam 08.00 sampai 12.00. Sebanyak 30 siswa dari 3 kelas yaitu kelas 4,5 dan 6. Sebelum memasuki kelas, siswa diajak untuk menanam pohon mahoni, sebanyak 30 batang dan masing-masing siswa mendapatkan satu batang.
Siswa diajarkan untuk menanam tanaman sekaligus belajar langsung di lapangan untuk mengenal gambut dan pentingnya tanaman bagi ekosistem gambut. Selain menanam tanaman mahoni, siswa diberi tugas untuk menjaga dan merawat tanaman tersebut, satu siswa mendapatkan satu batang pohon yang nanti siswa memiliki jiwa tanggung jawab kepada pohonnya.
Setelah menanam pohon, mereka di arahkan ke kelas sambil istrahat dan menyantap kue yang dibagikan oleh Fasdes.
Sambil menyantap kue, Fasdes (Musin) bercerita kepada adik-adik tentang si tono dan si tini. Di dalam cerita tersebut mengandung makna tentang gambut dan bahaya kebakaran.
Sebelum bermain, adik-adik diberi materi oleh Pak Tumijan untuk pengenalan gambut. Pak Tumijan membawakan materi dengan menggunakan contoh seperti spon dan air.
Para siswa mendengarkan dengan saksama materi yang disampaikan. Setelah itu, mereka di ajak untuk bermain sambil belajar denganenggunakan papan pengatahuan gambut.
Di papan tersebut mereka akan menyusun kata per kata kemudian membentuk kalimat yang sudah ada di papan kemudian dibaca. Dengan menggunakan papan pengetahuan mereka dapat belajar tentang skat kanal, mangrove, dan bahayanya asap bagi manusia (ispa).
Siswa sangat antusias sekali mengikuti pelatihan dan yang sangat mengesankan saya ketika dengan kompak mereka bernyanyi tepuk diam sambil tepukkan tangan tanpa instruksi. ini bentuk semangat adik2 dalam mengikuti pelatihan.
Kita berharap dengan adanya pelatihan pengenalan alat-alat edukasi gambut di usia dini dapat menjadi wadah untuk belajar sekaligus bermain.